Abstrak
Tesis ini tentang penyelenggaraan manajemen pengamanan fisik di kawasan ITC Kuningan -- Mal Ambasador dengan fokus penelitian terhadap koordinasi pengamanan fisik yang dilakukan oleh satuan pengamanan. Ruang lingkup penelitian adalah : (a) Prosedur operasional tindakan pengamanan fisik yang dilakukan oleh sekuriti ITC Kuningan - Mal Ambasador, dan (b) Koordinasi pengamanan fisik yang dilakukan oleh satuan pengamanan ITC Kuningan - Mal Ambasador. Penelitian ini akan mempunyai tujuan sebagai berikut : (a) Mengetahui pola hubungan manajemen pengamanan fisik di ITC Kuningan - Mal Ambasador, dan (b) Mengetahui pola yang khusus menghasilkan hubungan antar individu. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, wawancara mend alam dan penelusuran dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Kebijakan pengamanan pengelola gedung adalah membentuk kepala seksi pengamanan yang berada dibawah Departemen HRD dan GA. Operasionalisasi pengamanan yang dilakukan oleh satuan pengamanan melalui outsourcing dan internal pengelola gedung dengan berpedoman pada standar prosedur operasional yang sama. Koordinasi pengamanan gedung dilakukan oleh Kepala Sekuriti (Chief Security) masing-masing dan melakukan koordinasi bersama dibawah koordinator Kawasan ITC Kuningan - Mal Ambasador. 2. Koordinasi yang dilakukan antar personil satuan pengamanan menggunakan mekanisme koordinasi penyesuaian timbal balik karena hubungan antar individu/unit satuan pengamanan memiliki kesalingtergantungan timbal balik (reciprocal), sedangkan antara satuan pengamanan dengan kepolisian memiliki hubungan kesalingtergantungan berurutan (sequential) sehingga mekanisme koordinasi berdasarkann perencanaan. Adapun hubungan antara satuan pengamanan dengan karyawan merniliki kesalingtergantungan terpisah (polled) sehingga jenis koordinasi dilakukan berdasarkan suatu standar tertentu. 3. Hubungan antara satuan pengamanan dan manajemen bersifat vertikal dan formal, sedangkan hubungan dengan karyawan bersifat horisontal dan formal. Hubungan satpam dengan penyewa dan pengunjung bersifat horisontal dan informal. Kedua hubungan tersebut mendukung upaya penciptaan rasa aman dan nyaman. Sebaliknya, hubungan harrnonis antara satpam dengan supir angkot yang bersifat horisontal dan informal mengandung potensi konflik antar keduanya karena perbedaan tujuan. 4. Dilihat dan tingkat pengamanan fisik, pengamanan yang dilakukan oleh manajemen termasuk dalam menuju katagori High Level Security. Salah satu aspek yang belum mencukupi katagori sesungguhnya High Level Security karena belum tersedianya formal contingecy plans. Dari segi teknologi pengamanan masih belum memiliki kelengkapan yang sama. ITC Kuningan memiliki alat kontrol digital terhadap kegiatan pengamanan, sedangkan Mal Ambasador memiliki jaringan otomatis ke dinas pemadam kebakaran. 5. Dalam menjalankan fungsi pengawasan keamanan, dilaksanakan pengawasan pendahuluan dan pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan. Hal ini dinilai relevan karena sifat pengamanan yang Iebih menekankan pada tindakan preventif dan aktif.