Abstrak
Cerita yang dikembangkan dalam laporan kasus desa sriharjo (Kabupaten Bantul, Di Yogyakarta) cukup jelas,di desa itu kurang sekali tanah pertanian dibanding jumlah penduduk dan tenaga kerja berlebihan untuk kesempatan bertani sehingga golongan terbesar penduduk ( dua pertiga) tak mencapai tingkat penghasilan cukup tergolong tak mampu.Bagi mereka yang kurang memperhatikanmasalah pedesan di jawa khususnya,cerita Sriharjo akan membuat orang terperanjat memperhatikan angka-angka di situ:rata-rata tanah pertanian serendah0,22 ha per keluarga,pekerjaan di sawah satu musim hujan hanya menyerap rata-rata 115 orang-hari kerja per keluargasedangkan ukuran tingkat penghasilan"cukup"yang diambil serendah 20 kg ekivalen beras per orang sebulan) menggolongkan keluarga pada taraf " tak cukup".