Abstrak
Bayangkan hanya dengan membeli tiket pesawat Air Asia Rp. 30.000,- anda bisa terbang dengan aman dari Jakarta menuju Denpasar, Bali atau bahkan ke Kuala Lumpur. Dahulu, mendapatkan tiket semurah ini mustahil, tapi sejak masuknya Air Asia ke Indonesia pada tahun 2004, segalanya menjadi mungkin. Maskapai yang berdiri di Malaysia sejak tahun 2002 ini, awalnya hanya bermodalkan dua pesawat serta menanggung utang sebesar seratus milyar rupiah. Namun, hanya dalam satu tahun operasinya, ia menjadi trensetter maskapai udara hemat biaya di Asia. Kini, ia mengangkut jutaan penumpang dan mendapatkan keuntungan bersih ratusan milyar rupiah setiap tahunnya. Bagaimana ia bisa untung padahal tiket yang ditawarkannya amat murah ? Apa yang bisa kita ambil dari strategi bisnis yang dianutnya ? Bagaimana ia mampu menyelesaikan segala kendala dan rintangan yang dihadapinya ?