Abstrak
Ada sebuah "dogma" yang sudah teramat kuat dianut mulai sejak Abad Pertengahan, terlebih di Abad Pencerahan hingga Abad ke-20 ini, bahwa "Bumi dan kekayaan alam yang dikandungnya harus dikuasai. ditaklukan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteran umat manusia. Buku ini secara sistematis dengan bukti-bukti historis menyiapkan timbulnya secara perlahan sejak abad ke 19, sebuah paradigma baru bahwa "Manusia, bila ingin hidup terus di bumi yang kian kecil ini mutlak harus rela menjadi warga biasa bumi, yang hak dan kewajibannya setara dengan makluk-makluk hidup dan tak hidup lainnya,karena umat manusia adalah bagian dari alam demi suatu pembangunan ekonomi yang berwawasan ekologi" Konsekuensinya sangat radikal dan jauh: bahwa kitaharus meninjau ulang gaya hidup kita, pola produksi dan konsumsi kita, pola hubungan Utara Selatan, hingga ke soal-soal politik sekitar nasionalisme-kebangsaan dan kedaulatan negara. Paradigma baru ini kian berkibar meski dengan jatuh bangun, dan berpuncak pada" kesepakatan internasional" yang dicapai di dalam KTT Bumi di Rio de Janeriro Brasil, Juni 1992. Sejauh mana manusia seluruh dunia mau dan mampu mengubah gaya hidupnya seturut hasil-hasil KTT Bumi, itulah tantangan kita di melenium ketiga. Kepada pata pemimpin pemerintah, perencana pembangunan, cendekiawan dari berbagai ilmu, pengusaha dan pekerja industri, para aktivitas lingkungan dan siapa saja yang masih punya rasa peduli dengan nasib anak cucu, buku ini dipersembahkan.