Abstrak
cita-cita yang terus menggantung di langit dalam komunikasi politik dewasa ini adalah adagium demokrasi. Bagaimana tidak, sejak manusia terbebas dari "penjara" otokrasi yang membelit kemerdekaan apresiatif dan kreasi kehidupan dalam wujud kekuasaan, hampir tidak tertulis dalam sejarah, bahwa masyarakat "wong cilik" memiliki kesempatan meraih puncak kepemimpinan, karena otokrasi telah lama dibangun oleh politik kedinastian dan kekuatan strukturalistik yang dilindungan oleh paradigma nepotisme primodialistik. Demokrasi seperti menara gading yang hanya indah ditatap dari kejauhan atau diangan-angankan oleh sebagian masyarakat yang mulai merasakan kegakauan poltik. Lebih lagi ketika konsep demokrasi begitu abstrak dan tersembunyi di balik dalil- dali dan setumpuk dalih-dalih para penguasa yang terus mempertahankan komunitasnya masing-masing. Buku ini merupakan renungan Dr. HMN. Susantho , DKK, tentang bagaimana memaknai demokrasi dalam penyelenggaraan negara sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan bagi kehidupan masyarakat. Semoga kehadiran buku ini menjadi bagian dari proses demokrasi di negeri kita yang kini terus menggenlinding.